Tantrum di Tempat Umum, Wajar Nggak Sih?
Para Ayah dan Bunda pasti nggak asing dengan istilah “tantrum” ya. Mungkin sekali seminggu pasti merasakan yang namanya anak tantrum karena alasan yang spesifik. Sebenarnya sewajar apa sih anak untuk tantrum dan bagaimana cara yang tepat untuk mengurangi tantrum pada anak?
Wajar jika masih di cakupan usianya
Di usia 2-4 tahun, perilaku tantrum itu wajar sekali terjadi. Penyebab utamanya? Sudah pasti adanya frustasi yang dirasakan anak. Frustasi berbeda dengan hanya kesal. Emosi frustasi lebih kuat saat dirasakan anak karena adanya hal yang tidak bisa ia capai pada saat itu juga serta tidak adanya orang lain yang berusaha untuk memberikan hal yang diinginkan. Misalnya ketika anak sangat ingin untuk pergi makan es krim namun tidak diizinkan oleh Ibunya. Durasi waktu yang wajar untuk tantrum hanyalah 15 menit dan setidaknya sekali dalam seminggu.
Saat anak sedang frustasi, ia kesulitan untuk mengutarakan apa yang dipikirkan dan diinginkan. Oleh karena itu, menangis berteriak, menendang, melempar barang, atau perilaku agresif lainnya adalah hal yang mudah dilakukan anak untuk mendapatkan perhatian dan hal yang ia inginkan. Jika perilaku tantrum ini berlangsung sampai usia lebih dari 4 tahun dengan intensitas yang meningkat, maka penting untuk memeriksakannya pada ahli.
Ajarkan anak tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat marah
Terkadang anak lupa bahwa marah itu memang boleh namun ada perilaku yang membatasinya. Misalnya, ajarkan anak bahwa saat sedang marah maka tidak boleh untuk menendang atau berteriak dengan tidak sopan. Berikan ruang untuk anak mengekspresikan marahnya dengan menangis, memukul bantal, atau bahkan mengatakan bahwa ia sedang marah. Orang tua juga harus menghargai emosi anak dan mengurangi kalimat seperti “udah deh gak usah marah-marah”. Bayangkan jika kita sedang marah dan mendengar kalimat seperti itu, pasti rasanya kesel juga kan Ayah dan Bunda?
Hindari situasi yang bisa membuat anak frustasi
Orang tua pasti mengetahui situasi apa saja yang mungkin membuat anak merasa frustasi. Berikan opsi aktivitas lain yang bisa membuat anak menjadi lupa akan hal-hal yang membuatnya frustasi
Orang tua juga harus tetap tenang
Mendengar anak berteriak saat tantrum pasti menjadi situasi yang cukup stressful bagi orang tua. Namun penting untuk orang tua bisa menjaga ketenangannya. Saat tenang, cukup berikan nada intonasi yang tegas serta jelas bagi anak untuk memahami bahwa ia tetap tidak akan mendapatkan yang diinginkannya. Orang tua harus konsisten untuk memberikan jawaban seperti “tidak” pada hal yang tidak akan diberikan meskipun ia akan tantrum. Konsistensi ini penting sebagai pembelajaran pada anak bahwa meskipun ia marah, ia tetap tidak akan mendapatkan yang diinginkan.
Jika tantrum terjadi di tempat umum, maka ajak anak untuk ke tempat tenang seperti ke tempat parkir, ruangan kosong, atau bahkan langsung membawa anak pulang sehingga orang tua dapat menenangkannya terlebih dahulu.
Nah, penting untuk mengetahui kapan tantrum ini menjadi permasalahan. Jika anak menunjukkan tantrum setiap saat, mulai menyakiti diri atau orang lain, dan juga ketika anak sudah menggunakan tantrum sebagai manipulasi maka penting untuk mendiskusikannya dengan ahli.
Referensi
Daniels, E., Mandleco, B., & Luthy, K. E. (2012). Assessment, management, and prevention of childhood temper tantrums. Journal of the American Academy of Nurse Practitioners, 24(10), 569-573.
Ditulis oleh Sarah Aurelia, M.Psi dari BehaviorPALS Centre.
tantrum, anak tantrum di tempat umum, perkembangan anak
Children 4 Years - 6 Years / 4 Tahun - 6 Tahun / Parenting / Pola Asuh / Family / Keluarga / Tantrum di Tempat Umum, Wajar Nggak Sih?
Comments