Pentingnya Resolusi Konflik Konstruktif Bagi Orang Tua
Memiliki konflik merupakan hal yang wajar atau bahkan tidak terhindarkan untuk terjadi pada orang tua. Konflik bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari adanya ketidaksepakatan hingga adu mulut yang kuat atau perkelahian fisik. Namun, penting untuk diketahui bahwa cara orang tua menyelesaikan konflik, terlepas dari seberapa sering suatu konflik terjadi, memiliki pengaruh yang lebih besar pada dinamika keluarga. Ini termasuk hubungan dengan pasangan serta hubungan dengan anak. Menyelesaikan konflik secara konstruktif juga merupakan bentuk kerjasama orang tua yang baik yang dapat mempengaruhi kehidupan anak di masa depan.
Meskipun konflik dapat berpengaruh negatif, beberapa konflik sebenarnya akan bermanfaat bagi keluarga jika ditangani secara positif dan konstruktif. Menyelesaikan konflik secara konstruktif artinya melakukan penanganan yang progresif untuk mencapai suatu resolusi dengan saling berbicara dan mendengarkan. Selain itu juga dilakukan dengan mencoba memahami perspektif satu sama lain dan melindungi anak di tengah konflik. Sebaliknya, penyelesaian konflik yang destruktif atau tidak sehat melibatkan agresi verbal atau perkelahian fisik, memberikan perlakuan ”silent treatment”, pergi di tengah diskusi mengenai konflik, dan mengancam akan meninggalkan rumah atau berpisah.
Berdebat di depan anak atau mengkritik pasangan Anda di depan anak dapat memberi pengaruh negatif. Hal ini dikarenakan melihat konflik orang tua yang tidak sehat dapat menjadi stressor yang signifikan bagi anak yang mempengaruhi kesehatan mental mereka, seperti mengalami kesedihan, kekhawatiran, dan stres hingga depresi dan kurang percaya diri. Selain itu, resolusi konflik orang tua juga akan berdampak pada pola asuh yang akhirnya akan mempengaruhi hubungan orang tua dan anak. Hasil penelitian menemukan bahwa strategi destruktif dalam menyelesaikan konflik berhubungan dengan pengasuhan negatif orang tua yang beresiko membahayakan perkembangan anak pada umumnya (Coln et al., 2013; Hameister et al., 2015).
Pada sisi lain, cara orang tua menangani konflik akan menjadi model pembelajaran bagi anaknya dalam mengelola masalahnya sendiri. Dengan kata lain, anak akan belajar bagaimana menyelesaikan konflik dalam hubungan mereka di masa depan berdasarkan cara orang tua mereka menangani konflik. Oleh karena itu, dengan menerapkan strategi konstruktif, anak akan dapat mempelajari keterampilan hidup yang berharga, seperti bernegosiasi dan memecahkan masalah secara efektif. Anak juga dapat menemukan kenyamanan dengan melihat Anda dan pasangan Anda bersikap optimis dalam menangani perselisihan atau perbedaan.
Menyelesaikan konflik bisa menjadi proses yang panjang dan bukanlah suatu masalah jika membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya. Orang tua tidak harus selalu menghindari konflik atau selalu berusaha menyembunyikan konflik dari anak. Namun, orang tua harus mengetahui cara menangani konflik dengan konstruktif dan sehat, sehingga dapat membuat anak merasa aman. Melalui strategi resolusi konstruktif, orang tua dapat fokus pada satu masalah pada satu waktu. Hal ini penting untuk menghindari adanya argumen lebih lanjut yang menyimpang dari topik ke hal-hal di masa lalu. Kemudian, sangat penting bagi orang tua untuk memberitahu anak bahwa mereka bukanlah masalahnya dan fokus pada hubungan positif dengan mereka.
Referensi:
Blue, A. (2017, September 19). Parents: How you manage conflict has an impact on your kids. University of Arizona News. https://news.arizona.edu/story/parents-how-you-manage-conflict-has- impact-your-kids
Bolze, S. D. A., Schmidt, B., Boing, E., & Crepaldi, M. A. (2017). Marital and parental conflicts in families with children: Characteristics and resolution strategies. Special Supplement: Qualitative Research in Psychology, 27(1), 457-465. https://doi.or/10.1590/1982-432727s1201711
Coln, K. L., Jordan, S. S., & Mercer, S.H. (2013). A unified model exploring parenting practices as mediators of marital conflict and children’s adjustment. Child Psychiatry and Human Development, 44(3), 419-429. https://doi.org/10.1007/s10578-012-0336-8
Conflict management for parents. (2021, January 20). Raising Children Network Australia. Retrieved July 8, 2022, from https://raisingchildren.net.au/grown-ups/Looking-after-yourself/communication-conflict/conflict-management-for-parents#:~:text=The%20important%20thing%20is% 20bagaimana,konflik%20jauh%20dari%20anak%20anda
Hameister, B. R., Barbosa, P. V., & Wagner, A. (2015). Conjugalidade e parentalidade: Uma revisão sistemática do efeito spillover [Marital conflict and parenting: Systematic review of the spillover]. Arquivos Brasileiros de Psicologia, 67(2), 140-155.
Oleh: Salma Safira Sukma Ikhsani, S.Psi. dari BehaviorPALS Center
konflik, resolusi, konstruktif, orang tua
Children 4 Years - 6 Years / 4 Tahun - 6 Tahun / Marriage & Relationship / Hubungan Suami & Istri / Family / Keluarga / Pentingnya Resolusi Konflik Konstruktif Bagi Orang Tua
Comments