Melabel anak. Apa dampaknya?
Pernahkah anda pernah mengatakan “anak malas” kepada anak anda? Atau anda sering melabel anak anda dengan label lainnya? baik label negatif maupun positif. Tahukah anda bahwa hal tersebut ternyata sangat berdampak pada anak. Maka dampak apa yang akan diberikan jika anda melakukan label pada anak? simak penjelasan berikut!
Arti labeling
Sering kita tidak sadari bahwa sebenarnya kita sudah melakukan perilaku labeling ke orang lain maupun anak kita. Lalu apa arti labeling sebenarnya? Labeling adalah pemberian cap atau julukan kepada seseorang yang memiliki gejala-gejala perilaku tertentu. Dalam kasus ini, maka pemberian cap dan julukan diberikan kepada anak. Secara umum, labeling ada yang melabel dengan label positif dan negatif. Labeling lebih familiar dengan label negatif dikarenakan perilaku yang menyimpang atau perilaku yang bermasalah. Labeling biasanya terfokuskan pada masalah yang ditimbulkan. Contoh sederhananya adalah orang tua yang melabel anaknya “anak pemalas” atau “anak bandel”. Jika anda pernah mendengar istilah “omongan adalah doa” maka hal tersebut ada benarnya juga. Banyak yang menganggap melakukan labeling hanyalah hal sepele namun ternyata akan terjadi beberapa hal yang disebabkan oleh labeling.Berikut akan dijelaskan dampak dari labeling khususnya pada anak
Dampak labeling terhadap anak
1. Anak bertindak sesuai dengan apa yang dilabel
Bagaimana hal ini dapat terjadi? Melabel anak akan berdampak pada konsep diri anak. Konsep diri akan menjelaskan tentang “siapa aku” sebenarnya. Pada masa anak-anak, konsep diri sedang dibentuk dari pengalaman dan belajar. Tentunya dengan melakukan label yang negatif pada anak, akan mempengaruhi konsep diri anak. Pada akhirnya jika anak dilabel negatif terus menerus, anak akan mengkonsepkan dirinya sesuai dengan dilabelkan oleh orang lain. Jika anak dilabelkan “anak pembangkang” maka ia akan mengklaim dirinya sebagai “anak pembangkang” juga. Setelah itu, anak akan bertindak sesuai dengan konsep dirinya.
2. Mengganggu perkembangan potensi bakat dan minat
Saat orang tua melabel anak karena ia melakukan kesalahan karena mencoba sesuatu membuat anak akan takut untuk mengeksplor lebih lanjut. Melakukan label ini juga berlaku pada melabel positif pada anak secara berlebihan, hal ini akan membuat anak berhenti di bidang tertentu saja dan hanya menggeluti bidang dimana ia mendapatkan label yang positif tersebut. Misalkan “kamu memang pintar di matematika saja” akan membuat anak membatasi dirinya mengeksplor bidang selain matematika.
3. Membuat orang lain juga memperlakukan apa yang dilabelkan.
Melabel anak juga berpengaruh pada lingkungan anak. Orang lain secara tidak langsung dapat memperlakukan anak sebagaimana anak dilabelkan. Misalkan jika orang tua anak melabelkan anaknya sebagai “anak dengan watak keras”, maka orang lain yang mendengarkannya juga akan memperlakukan anak sebagaimana sebagai anak yang berwatak keras.
4. Menurunkan kesehatan mental anak.
Dampak fatal melabel anak akan mempengaruhi psikologis dan kesehatan mental anak. Secara tidak langsung tindakan melabel anak negatif sama mirip dengan melakukan kekerasan verbal pada anak. Pemberian label negatif secara terus menerus dan konsisten dapat menyebabkan gangguan psikologi seperti tidak percaya diri, tidak percaya pada orang lain bahkan depresi. Hal ini akan sangat mengganggu kesehatan mental anak. Kesehatan yang menurun akan menghambat perkembangan anak.
Hal yang perlu orang tua lakukan
Lalu apa yang perlu orang tua lakukan untuk menghindari perilku label? Anda dapat melakukan hal berikut :
1. Mencoba lebih positif
Mulailah memberikan kata-kata yang lebih positif kepada anak. Mungkin hal ini tidak mudah dilakukan. Cobalah dimulai dengan melihat hal yang positif sederhana. Misalkan ketika anda melihat anak kamar anak anda sangat berantakan, dibanding anda mengatakan “kamu pemalas sekali sih, kamarnya sampai berantakan begini” lebih baik anda dapat mengatakan “bagaimana caranya agar kamu lebih bersih ya?”. Anda juga bisa menawarkan bantuan untuk membereskan kamar bersama. Selain tidak melabel dengan label negatif, anda dapat melakukan interaksi lebih baik dengan anak.
2. Mulai dengan pujian kecil, namun tidak berlebihan
Labeling anak tidak hanya yang bersifat negatif namun juga ada yang bersifat positif. Labeling positif juga bisa dikatakan sebagai pujian. Anda dapat memberikan label positif kepada anak seperti “kamu melakukannya dengan benar” atau “kamu anak yang percaya diri”. Perlu diperhatikan juga bahwa kita tidak boleh memberikan labeling positif secara berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan anak merasa dibebankan ekspekstasi atau anak akan sulit untuk menerima koreksi.
Oleh Salsabilatuzzahra Jaha dari BehaviorPALS Center
Sumber :
Bernburg, J. G. (2009). Labeling Theory. Handbook on Crime and Deviance, 187–207.
doi:10.1007/978-1-4419-0245-0_10
Lestari, A., & Huda, K. (2022). Loving Not Labelling: Dampak Negatif Labelling Terhadap Perkembangan Bakat Dan Kreatif Anak. Genta Mulia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 12(1).
De Vega, A., Hapidin, H., & Karnadi, K. (2019). Pengaruh Pola Asuh dan Kekerasan Verbal terhadap Kepercayaan Diri (Self-Confidence). Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(2), 433-439.
Label. Anak. Pola asuh
Children 4 Years - 6 Years / 4 Tahun - 6 Tahun / Parenting / Pola Asuh / Family / Keluarga / Melabel anak. Apa dampaknya?
Comments