Haruskah batitaku bersekolah?
Saat anak mulai beranjak ke usia 2 tahun, beberapa orang tua mulai berpikir apakah anaknya sudah siap untuk sekolah. Berbagai pertimbangan masuk ke dalam pikiran orangtua. Apakah anakku sudah mampu sekolah, apakah anakku cocok untuk bersekolah di sekolah negeri, sekolah swasta, sekolah internasional, atau sekolah nasional plus. Atau, apakah aku ingin menyekolahkan anakku di rumah (homeschooling). Selain itu, dengan keadaan pandemi, dimana banyak sekolah yang masih melaksanakan pembelajarannya secara daring, hal ini membuat orang menjadi bingung apakah anaknya akan mendapatkan pengajaran terbaik di sekolah, dan juga apakah anakku mendapatkan kemampuan sosial yang baik.
Salah satu hal yang penting bagi anak usia prasekolah di usia 3 tahun adalah kemampuan bermain. Anak belajar melalui bermain. Oleh karena itu, orangtua sebenarnya tanpa harus menyekolahkan anaknya bisa memfasilitasi kegiatan bermain sehingga walaupun tanpa sekolah anak mendapatkan stimulasi sosial. Namun, apabila orangtua memang tidak dapat bermain dan mungkin merasa kurang dapat menstimulasi anaknya untuk dapat bermain dengan tepat, maka orangtua perlu mencari fasilitas lain yang dapat mengembangkan keterampilan bermain anak.
Sebelum memikirkan tentang sekolah, ada hal-hal yang perlu disiapkan orangtua kepada anak. Misalnya, orangtua sudah mengajarkan pentingnya rutinitas, misalnya waktu bangun, bermain, dan belajar. Hal ini penting sebagai fondasi anak bersekolah. Selain itu di dalam rutinitas bermain, juga terdapat rutinitas kecil lainnya, misalnya adalah saat bermain akan ada rutinitas pertama, anak mengambil mainan. Kedua, anak bermain dengan mainan tersebut. Ketiga, setelah selesai bermain anak diajarkan untuk merapikan mainan tersebut. Hal ini adalah contoh sedikit hal yang perlu disiapkan anak sebelum masuk sekolah. Pola pikir yang perlu dimiliki orangtua adalah untuk anak dapat sukses di sekolah, orangtua perlu mempersiapkan kesiapan mentalnya di rumah.
Apabila orangtua merasa bahwa ia kurang dapat menstimulasi anaknya di rumah, misalnya karena bekerja, atau karena tidak tahu harus melakukan apa, maka orang tua dapat mulai mengikutsertakan anaknya di aktivitas-aktivitas bayi, seperti kelas sensory play, baby gym class. Hal ini dapat menjadi kegiatan tambahan yang dapat dilakukan orangtua, namun tentu saja aktivitas utama anak perlu dilakukan dengan orangtua di rumah. Seperti bermain bersama-sama, bernyanyi bersama-sama. Penting juga saat beraktivitas bersama anak, orangtua menarasikan apa yang ia lakukan bersama anak, misalnya “kita mandi dulu yaa”, “adik mandi pakai sabun”, “adik sikat gigi dulu yaa pakai odol”. Walaupun anak tidak membalas apa yang kita ucapkan atau tidak terlihat mengerti, namun hal ini merupakan stimulasi penting yang perlu dilakukan orangtua kepada anak untuk membuat anak menjadi lebih mengerti akan lingkungannya sehari-hari.
Pada saat anak berusia 2 tahun, anak sudah mulai sering bertemu dengan orang-orang lain di luar orangtua dan keluarga inti anak, sehingga kebutuhan dan keterampilan sosial dari anak juga semakin meningkat. Pada saat inilah orangtua sudah mulai bisa mengenalkan playdate sebagai salah satu sarana untuk bermain sosial pada anak. Aktivitas bermain saat anak mulai mengenal permainan sosial biasanya dimulai dengan parallel play dimana anak dapat tenang saat bermain di sebelah anak lain. Selain dari paralel play, pada saat anak tidak melakukan hal yang seharusnya disaat bermain, orangtua dapat membantu anak bermain.
Secara umum, stimulasi di rumah dengan orangtua masih merupakan kebutuhan terpenting anak. Apabila ada hambatan, orangtua dapat belajar dan mencari ide dari kelas-kelas stimulasi anak usia dini yang tersedia. Namun, perlu ditekankan kelas-kelas ini hanya merupakan tambahan, stimulasi utama tetap ada pada pengasuhan dan kegiatan bermain antara anak dan orangtua.
Ditulis oleh BehaviorPALS Team
Sumber: https://www.babycentre.co.uk/a1053324/is-my-child-ready-for-school
anak dibawah 3 tahun, kelas bayi, sekolah, pengasuhan
Toddler 18 Months - 24 Months / 18 Bulan - 24 Bulan (Batita) / Psychological Development / Tumbuh Kembang Psikologis / Education / Pendidikan / Haruskah batitaku bersekolah?
Comments