Balita saya bermain dengan alat kelaminnya, apa yang harus saya lakukan?
Topik tentang seksualitas dan kesehatan seksual mungkin tampak tidak relevan bagi orang tua yang memiliki anak kecil. Namun, seperti perkembangan manusia lainnya, perkembangan seksual juga dimulai sejak lahir. Perkembangan seksual tidak hanya mencakup perubahan fisik, tetapi juga pengetahuan yang mereka pelajari dan perilaku yang mereka lakukan.
Secara alami, balita ingin tahu tentang segala sesuatu di lingkungan mereka, termasuk tubuh mereka sendiri. Ketika orang tua menemukan anak mereka menyentuh atau bermain dengan alat kelamin mereka, ketahuilah bahwa secara perkembangan itu adalah perilaku normal dan umum untuk balita, meskipun mungkin dianggap sebagai perilaku yang mengkhawatirkan atau tidak pantas.
Orang tua dapat menggunakan periode ini untuk mengemukakan konsep keamanan tubuh dengan anak Anda, yaitu untuk membedakan sentuhan yang pantas dari sentuhan yang tidak pantas dan apa yang harus dilakukan (misalnya, mengatakan “tidak” dan memberi tahu orang dewasa yang dapat dipercaya jika seseorang melakukan sentuhan yang tidak pantas). Orang tua dapat mengajarkan keterampilan ini dari lingkungan rumah. Misalnya, orang tua dapat menginformasikan kepada anak siapa saja dalam lingkup rumah atau lingkup keluarga yang boleh membantu mereka berpakaian, mandi, atau ketika mereka di toilet. Orang tua juga dapat mulai mengajarkan konsep bahwa tidak seorang pun boleh membuat mereka merasa tidak nyaman saat menyentuh tubuh mereka. Hal ini dapat diajarkan melalui permainan, seperti menggelitik misalnya. Selama aktivitas, jika anak sangat senang digelitik, orang tua dapat mencontohkan gerakan dan bahasa saat merasa tidak nyaman dengan berpura-pura tidak nyaman. Sesekali, orang tua kemudian dapat bertanya kepada anak-anak mereka apakah mereka membuat anak-anak mereka tidak nyaman dengan cara orang tua bermain.
Selain terlibat dalam perilaku eksplorasi tubuh (seperti bermain dengan alat kelamin mereka, masturbasi), balita juga dapat mulai mengajukan pertanyaan berdasarkan pengalaman mereka. Misalnya, setelah bertemu dengan orang yang sedang hamil atau bertemu bayi yang baru lahir, mereka mungkin bertanya tentang “perut besar” atau “asal usul bayi”. Ketika ini terjadi, pastikan respons Anda tidak menghukum atau membuat anak Anda malu, dalam beberapa hal, karena penasaran. Ini penting karena anak-anak akan belajar bahwa mereka dapat berbicara dengan Anda, orang dewasa yang akrab dan tepercaya, ketika mereka memiliki pertanyaan. Dalam jangka panjang, ini bisa menjadi keterampilan keselamatan yang penting jika anak Anda pernah mengalami situasi yang berpotensi berbahaya. Misalnya, mereka akan dapat memberi tahu Anda atau orang dewasa lain yang mereka percayai jika seseorang telah membuat mereka merasa tidak nyaman dalam beberapa hal.
Beberapa tips yang bisa digunakan orang tua saat membicarakan seksualitas kepada anak adalah:
1. Konsultasikan dengan profesional kesehatan Anda jika Anda tidak yakin bagaimana menanggapi situasi yang tidak biasa jika terjadi
2. Jangan menghukum atau berpotensi membuat anak Anda merasa malu/bersalah karena bertanya atau penasaran dengan melakukan beberapa bentuk perilaku seksual (misalnya, menyentuh alat kelamin, melihat teman sebaya atau orang dewasa telanjang). Orang tua dapat memperhatikan perilaku mereka saat menangani situasi, seperti intonasi, gerak tubuh, atau ekspresi wajah.
3. Dengarkan respon dan reaksi anak Anda, pastikan mereka nyaman
4. Pastikan pertanyaan anak Anda terjawab
Tiara Putri, MS., BCBA.
BehaviorPALS
Referensi:
Dev, L. S., & Cruz, M. (2016). Healthy Sexual Development and Sexuality
The National Child Traumatic Stress Network. (2009). Sexual Development and Behavior in Children [Fact sheet]. https://www.atsdr.cdc.gov/docs/limitingenvironmentalexposures_factsheet-508.pdf
Perilaku seksual masa kanak-kanak, perilaku seksual, pendidikan seks, perkembangan seksual
Pre-school 2 Years - 4 Years / 2 Tahun - 4 Tahun (Balita) / General Health / Kesehatan Umum / Health / Kesehatan / Balita saya bermain dengan alat kelaminnya, apa yang harus saya lakukan?
Comments