Bagaimana Supaya Tidak Mudah Marah Pada Si Kecil?
Dalam kehidupan sehari-hari orangtua, mungkin ada kejadian-kejadian yang mungkin membuat orangtua merasa kesal atau marah dengan si kecil. Misalnya, saat si kecil sudah mulai bisa merangkak di usia 8-9 bulan si kecil mungkin akan pergi ke tempat-tempat dan mulai bereksplorasi melihat-melihat benda-benda yang ada di ruangan tersebut. Hal ini tentu saja sebenarnya positif karena memang pada saat anak bayi berusia 8 bulan dan mulai dapat merangkak adalah tahapan perkembangan yang diharapkan, selain itu saat si kecil melakukan eksplorasi ke dalam lingkungan hal ini tentu saja dapat memperkaya pengalaman sensori si kecil yang dapat membuat si kecil menjadi lebih cerdas.
Namun, di sisi lain saat melakukan eksplorasi seringkali si kecil juga membuat rumah menjadi berantakan, mungkin menumpahkan sesuatu, atau mengeksplorasi lokasi yang dirasa tidak aman. Menghadapi si kecil yang mulai aktif tidak selalu mudah terutama apabila orangtua juga harus melakukan pekerjaan lain, sangat mungkin kadang ada perasaan kesal dan marah.
Perasaan kesal dan marah, emosi tersebut bukanlah emosi yang buruk. Saat kita merasa kesal dan marah, apabila kita berusaha untuk menghindari emosi tersebut dengan memendamnya atau menyalahkan diri, “sebagai ibu aku tidak boleh marah”, hal ini justru akan menambah intensitas emosi negatif kita dan apabila kita memendamnya suatu saat emosi ini akan meledak dan tidak terkontrol.
Lalu bagaimana caranya supaya kita tidak mudah marah-marah pada si kecil?
Memahami perkembangan kognitif anak
Pada usia 0-2 tahun. Otak si kecil belum dapat sepenuhnya memahami instruksi, konsep bahaya aman, konsep menunggu, konsep kerapihan dll. Pada masa ini atau menurut Piaget disebut juga dengan masa eksplorasi sensorimotor. Pada masa ini si kecil akan mengeksplorasi lingkungan, berusaha untuk merasakan berbagai sensasi emosi. Sehingga, walau kesannya memberantakan rumah, sebenarnya yang dilakukan si kecil adalah belajar melalui indra mereka. Setiap benda baru adalah sumber pelajaran baru, setiap lingkungan dan lokasi baru adalah sumber pembelajaran baru. Anggap saja semakin aktif bereksplorasi si kecil semakin pintar.
Pada saat Anda mulai merasa marah dan tidak sabar. It’s okay to take a break.
Psikiatri penulis buku “The Book You Wish Your Parents Had Read (and Your Children Be Glad That You Did)” , yaitu Phillipa Perry berkata bahwa saat Anda merasa marah lebih baik Anda beristirahat daripada melanjutkan. Hal ini lebih baik bagi Anda dan anak Anda.
Gunakan mantra untuk membantu Anda tenang
Misalnya, Anda dapat berkata, “Ini bukan ancaman”. Mantra ini akan membantu Anda untuk lebih tenang dalam menghadapi situasi membuat Anda stres.
Gunakan humor
Saat Anda melihat si kecil melakukan sesuatu yang di luar dari ekspektasi Anda. Anda dapat merespon dengan selalu berusaha melihat sisi positif dari si kecil misalnya saat anak Anda memberantaki dan Anda ingin berkomentar gunakan nada humor untuk mengomentari anak Anda.
Pahami bahwa tidak normal apabila kita selalu memiliki emosi positif dan selalu bersikap positif pada anak Anda.
Terkadang karena kelelahan atau hal-hal lainnya, Anda memarahi, menggunakan nada tinggi atau bahkan membentak anak. Hal ini tak terelakkan akan terjadi. Menurut Philippa Perry bagian penting dari menjalin hubungan adalah berusaha memperbaiki saat Anda membuat kesalahan. Anda perlu menjelaskan kenapa Anda marah dan meminta maaf. Anak tidak memerlukan orangtua yang tidak pernah membuat kesalahan, melainkan mereka butuh orangtua yang autentik dan berkasih sayang pada mereka.
Ditulis oleh Kunthi Kumalasari Hardi, M.Ed., BCBA dari BehaviorPALS Center
Daftar Pustaka:
Martin, R. E., & Ochsner, K. N. (2016). The Neuroscience of Emotion Regulation Development: Implications for Education. Current opinion in behavioral sciences, 10, 142–148. https://doi.org/10.1016/j.cobeha.2016.06.006
emosi, pengasuhan
Baby 6 Months - 18 Months / Bayi 6 - 18 Bulan / Parenting / Pola Asuh / Family / Keluarga / Bagaimana Supaya Tidak Mudah Marah Pada Si Kecil?
Comments