Bagaimana Cara Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Sejak Bayi?
Pada bayi yang baru lahir, menangis adalah kemampuan berbahasa mereka. Bayi menangis untuk mengkomunikasikan bahwa mereka haus, lapar, tidak nyaman, ingin tidur, ingin di gendong, atau mungkin hanya bosan. Seiring dengan bertambahnya usia bulan bayi, bayi di usia 1 atau 2 bulan kemudian mulai mengeksplorasi suara mereka dengan melakukan cooing, atau seringkali orang mengatakan fase dimana bayi mulai mengoceh. Misalnya saat bayi berkata “aaaa”, “oooouuuuu”, “waaaaaa”. Setelah cooing, bayi di usia 6 bulan lalu mulai melakukan babbling, misalnya dengan mengulang-ulang mengoceh, “bababababababa”, “mamamamama”, “papapapapa”.
Walaupun bayi belum dapat berbicara dan mengerti kata-kata yang diucapkan oleh orang tuanya bukan berarti kita tidak dapat menstimulasi kemampuan berbahasa bayi sejak dini. Pada otak bayi, otak mereka bersifat sangat plastis, sehingga paparan bahasa sejak dini sangat berpengaruh dalam pembentukan struktur otak. Secara spesifik, hal ini memengaruhi jumlah kata-kata yang bayi dan kompleksitas kalimat.
Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa di keluarga dimana anak seringkali diajak berbicara dengan tipe berbicara bergantian (taking turn conversation), mereka memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik di usia 4 hingga 6 tahun. Paparan bahasa dengan cara taking turn conversation ini terbukti efektif apabila dilakukan pada usia 2 hingg 48 bulan.
Taking turn conversation terbukti penting untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak karena saat anak melakukan percakapan bergantian anak memiliki lebih banyak kesempatan untuk mempraktekkan kemampuan berbahasa mereka dan juga anak cenderung mendapatkan feedback dari orang dewasa akan isi pembicaraan mereka. Sehingga, orangtua dianjurkan untuk tidak berbicara terus menerus sendiri pada anak, misalnya, “Adik ngompol ya, adik mukanya udah merah, adik nih popoknya pasti udah penuh, aduuh jangan-jangan bau pesing. Adik udah ganti popok berapa kali yaa? Aduh Mama juga lupa”. Hal yang kurang tepat juga adalah membiarkan anak babbling atau cooing sendiri tanpa direspon.
Hal yang lebih tepat sesuai dengan penelitian akan taking turn conversation adalah dengan bergantian, Misalnya berikut adalah contoh yang dilakukan pada anak usia 2-6 bulan.
Ibu: “Adik sudah penuh ya popoknya.”
Tunggu kontak mata atau respon
Bayi: “Aaauu”
Ibu: “Oh iya, Ibu ganti ya, adik mukanya sudah tidak nyaman ya.”
Bayi: “Rhaaooo”
Ibu: “Oh iya Ibu ganti popok yaa”
Ibu: “Sekarang sudah nyaman”
Bayi: “Oooaaaa”
Ibu: “Oh iya, sudah nyaman, yausah yuk kita main.”
Taking turn conversation ini mirip dengan konsep serve and return yang dikembangkan oleh Center of Developing Mind di Harvard University. Pada konsep serve and return, diharapkan orang dewasa merespon tingkah anak secara bolak-balik sehingga terjadi interaksi yang berkensambungan. Contoh dari interaksi yang sesuai dengan konsep serve and return adalah saat anak mulai babbling, orangtua merespon dengan tersenyum, lalu saat anak melihat orangtua tersenyum, orangtua memuji anak, lalu saat anak mulai babbling lagi, orangtua membalas percakapan tersebut sambil memeluk anak, dan seterusnya. Konsep ini disebut serve and return karena interaksinya seperti saat kita bermain tennis atau olahraga bola ping-pong dimana saat seseorang melempar bola, lawan mainnya melempar balik bola tersebut. Konsep serve and return ini sangat penting untuk membantu membetuk arsitektur otak yang kaya.
Dibuat oleh: Kunthi Kumalasari Hardi, M.Ed., BCBA dari @BehaviorPALS center
Daftar pustaka:
Romeo, R. R., Leonard, J. A., Robinson, S. T., West, M. R., Mackey, A. P., Rowe, M. L., & Gabrieli, J. (2018). Beyond the 30-Million-Word Gap: Children's Conversational Exposure Is Associated With Language-Related Brain Function. Psychological science, 29(5), 700–710. https://doi.org/10.1177/0956797617742725
https://developingchild.harvard.edu/science/key-concepts/serve-and-return/
bahasa anak, cooing, babbling
Newborn 0 - 6 Months / Newborn 0 - 6 Bulan / Cognitive Development / Tumbuh Kembang Kognitif / Education / Pendidikan / Bagaimana Cara Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Sejak Bayi?
Comments