Apakah Anak Pendek Selalu Stunting?
Saat ini stunting menjadi prioritas dari pemerintah Indonesia. Hampir semua dokter anak, atau tenaga kesehatan anak di Indonesia harus membantu mensukseskan program anak Indonesia bebas dari stunting. Stunting seringkali dipahami sebagai anak yang gagal tumbuh atau pendek. Apa itu sebenarnya stunting?
Stunting adalah gejala gagal tumbuh, seperti anak tidak naik panjang tubuhnya yang disebabkan oleh kekurangan gizi. Kekurangan nutrisi menjadi penyebab stunting karena saat seorang anak kekurangan nutrisi, tubuhnya akan berfokus untuk memberikan nutrisi ke organ-organ yang penting. Organ penting pertama dimana nutrisi akan disalurkan adalah otak, lalu nutrisi akan disalurkan ke organ jantung. Lalu bagaimana bisa stunting?
Stunting terjadi karena tulang dari tubuh anak kurang mendapatkan nutrisi di masa-masa kritis pertumbuhan tulang. Hal ini membuat anak menjadi gagal tumbuh, atau disebut juga kerdil. Hal ini sangat berdampak karena seseorang yang mengalami stunting akan berdampak di sepanjang hidupnya. Jadi misalnya, sang anak baru diketahui stunting di usia 6 tahun, maka walaupun selanjutnya sang anak kemudian diberikan berbagai suplemen tulang hal ini tidak akan memperbaiki pertumbuhan tulang anak.
Namun, apakah semua anak yang pendek itu stunting?
Tidak semua anak yang pendek mengalami stunting. Anak yang pendek, atau lebih pendek dibandingkan anak lain yang seumuran bisa terjadi juga karena orangtua dari anak memiliki postur tubuh yang pendek. Singkatnya, anak bisa pendek karena memang memiliki predisposisi pendek secara genetik. Penyebab lain dari anak pendek adalah adanya abnormalitas tulang dan juga rendahnya hormon pertumbuhan yang dimiliki anak. Terkait dengan hormon pertumbuhan, ini bukan hanya disebabkan oleh kurangnya nutrisi anak melainkan juga disebabkan oleh kurangnya waktu tidur anak. Saat anak sulit tidur malam, hal ini berpotensi menghambat pengeluaran hormon pertumbuhan yang keluar paling banyak saat anak sedang tertidur pulas di kira-kira jam 1 dini hari. Sehingga untuk menentukan apakah seorang anak memiliki stunting atau tidak, hal ini harus dilakukan melalui asesmen dari profesional seperti dokter anak.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting?
Stunting dapat dicegah semenjak dalam kandungan dengan memastikan nutrisi Ibu cukup selama kandungan. Selama kandungan, pertumbuhan organ-organ penting pada bayi telah terjadi, termasuk dari pertumbuhan organ otak dan organ tulang. Selanjutnya, saat sang bayi lahir pemberian asi yang cukup juga termasuk cara untuk mencegah stunting. ASI Ibu sudah memiliki nutrisi dan antibodi terbaik yang dibutuhkan anak yang mana hal tersebut tidak dapat digantikan oleh susu formula. Namun, Ibu perlu memastikan bahwa anak juga mendapatkan cukup ASI. Hal ini dapat dipastikan dengan perlekatan Ibu dan bayi baik saat menyusui, misalnya memastikan bahwa perut bayi bertemu dengan perut Ibu.
Hal lain yang juga penting dilakukan untuk mencegah stunting adalah dengan melakukan pengukuran berat badan, panjang bayi, dan lingkar kepala secara rutin, lalu melakukan plot angka pertumbuhan anak ke dalam grafik dari World Health of Organization (WHO) untuk anak laki-laki dan anak perempuan. Melakukan pengukuran secara rutin dan akurat akan membantu kita menyadari apakah sang bayi tercukupi nutrisinya, lalu apabila memang ada pengukuran yang kurang, misalnya berat badan anak tidak naik, maka intervensi dapat segera dilakukan untuk memastikan bahwa selanjutnya anak dapat bertumbuh dengan baik.
Ditulis oleh Kunthi Kumalasari Hardi, M.Ed., BCBA dari BehaviorPALS Center
Sumber:
de Onis, M., & Branca, F. (2016). Childhood stunting: a global perspective. Maternal & child nutrition, 12 Suppl 1(Suppl 1), 12–26. https://doi.org/10.1111/mcn.12231
stunting, pertumbuhan anak
Newborn 0 - 6 Months / Newborn 0 - 6 Bulan / Physical Development / Tumbuh Kembang Fisik / Health / Kesehatan / Apakah Anak Pendek Selalu Stunting?
Comments