Anak memukul? Apa yang harus dilakukan?
Tidak ada orang yang suka dipukul. Karena pemikiran ini, orangtua melarang anaknya untuk memukul. Tentu tindakan memukul bukan tindakan yang tepat. Namun, sebenarnya, tindakan agresi seperti memukul adalah hal yang wajar terjadi pada anak. Kemampuan bahasa anak belum bisa membuat anak menyampaikan perasaan frustrasi dan marahnya, serta apa yang dia mau. Dengan demikian, perilaku memukul, menggigit, atau menendang dilakukannya untuk mencurahkan emosi negatif yang dirasakannya, seperti marah, lapar, atau lelah. Akan tetapi, jika tidak ditangani dengan baik, perilaku memukul juga akan menjadi permasalahan perilaku. Maka, untuk belajar berhenti memukul, anak membutuhkan anda untuk menolongnya. Apa yang dapat Anda lakukan? Mari kita simak beberapa poin di bawah ini.
Cari tahu penyebabnya
Coba amati secara mendalam apa yang mendasari perilaku agresi dari anak kita. Penyebab yang sering terjadi antara lain:
- Perubahan rutinitas
- Perasaan lapar atau lelah
- Tugas yang terlalu sulit, atau mempelajari hal baru
- Konflik dengan teman atau saudara
- Situasi yang terlalu berlebihan, seperti terlalu terang, terlalu ramai, dsb.
- Tidak bisa menyampaikan perasaan dan kebutuhannya
- Tidak bisa mendapatkan hal yang ia mau
Penyebab ini tidak bisa selalu diselesaikan. Misalkan, anak memukul karena ia menginginkan mainan yang sedang dipakai oleh anak lain. Anak tidak selalu harus mendapatkan mainan tersebut, namun Anda dapat melakukan sesuatu, misalnya dengan tetap menjaga rutinitas anak, memastikan tidur anak cukup, atau mengalihkan perhatiannya ke hal yang lain. Ajarkan anak untuk bisa mengatakan ‘tidak’, dibandingkan dengan memukul.
Berikan reward terhadap perilaku yang baik
Dibandingkan dengan menegur anak ketika ia berpeirlaku salah, lebih baik kita memperbanyak pujian terhadap perilaku yang baik sebisa yang kita bisa. Usahakan untuk menangkap perilaku yang positif pada anak, dan berhenti terlalu fokus pada perilaku yang negatif. Misalkan tangkap waktu ketika anak menunggu mainan yang sedang digunakan oleh temannya, bukan ketika anak memukul. Berikan pujian segera ketika anak menunggu dengan sabar, “Wah hebatnya, bisa menunggu ya, bergantian dengan teman!” atau “Good job mau menunggu!”, beserta dengan pelukan atau tindakan-tindakan yang disenangi oleh anak.
Time-out
Metode time out adalah metode yang efektif untuk mengurangi perilaku memukul anak. Time out adalah ketika anak dibawa keluar ke tempat yang lebih sepi dan tenang, dimana anak tidak bisa melakukan aktivitas apapun. Tujuan dari metode ini adalah agar anak menenangkan diri. Dengan metode ini, anak belajar untuk meregulasi emosi negatifnya.
Ajarkan perilaku yang tepat
Ajaran seperti “jangan memukul” justru tidak bisa membuat anak berhenti memuku, melainkan beri tahu anak apa yang harusnya ia lakukan, seperti ajarkan anak untuk mengidentifikasi emosinya. Ajarkan perilaku yang tepat untuk meregulasi emosi negatifnya, misalkan dengan menarik nafas, pergi ke kamar, menggambar, mewarnai, minum air atau cara lainnya.
Referensi :
https://www.verywellfamily.com/what-should-i-do-when-my-child-hits-me-1095004
https://www.babycentre.co.uk/a1040599/aggression-how-to-deal-with-hitting-and-biting
https://www.handinhandparenting.org/2014/02/toddler-hits-you/
Theofania Natasya Rukma, S.Psi
BluBridge Center
Anak memukul, perilaku agresi, menangani agresi anak, menangani anak memukul
Pre-school 2 Years - 4 Years / 2 Tahun - 4 Tahun (Balita) / Parenting / Pola Asuh / Family / Keluarga / Anak memukul? Apa yang harus dilakukan?
Comments